Bener-bener Kuliah Subuh
Dasar para
outbounder gokil. Baru 3 mahasiswa yang masuk ruang kuliah via zoom, tiba-tiba
sang dosen masuk ditandai dengan penampilan nama dan foto yang bersangkutan.
Biasa, kalo menghayo-hayo rekan kuliah lain, maka layar HP atau laptop di
screenshoot lalu dikirim dalam grup WA angkatan. Sontak beberapa rekan
mahasiswa segera masuk ruang kuliah virtual tadi. Anehnya ada salah seorang
yang malah tertawa girang karena berhasil ngerjain teman-teman lainnya. Apa
pasalnya? Ternyata, dia; sebut saja Si Usil masuk ruang kuliah dengan mengganti
nama dan fotonya dengan nama dan foto sang Dosen. Dasar semprul….
Satu lagi
pengalaman unik para pegiat experiential learning yang kuliah adalah waktu
perkuliahan yang digeser dari Jumat siang menjadi hari Jumat subuh. Ceritanya,
para outbounder itu kalau hari Jumat dan Sabtu kan mulai kesulitan cari waktu kuliah
(bareng) karena kesibukan profesional mereka sebagai fasilitator. Eee… tak disangka
sang dosen begitu memahami kondisi tersebut sehingga malah terjadi kesepakatan
bahwa jatah kuliah online hari Jumat, dibuat subuh, iya, persis setelah waktu
Shalat Subuh. Ternyata animo para mahasiswa justru tinggi nan bersemangat
kuliah subuh-subuh. Luar biasa…
Itu tadi
duakelumit kisah keseruan, bagian dari syering pengalaman tentang asyiknya
kuliah RPL S2 di UNY. Jika saya sebut kami, itu merujuk pada 12 mahasiswa
angkatan 2022 dan 13 mahasiswa angkatan 2023 yang sebagian besar berprofesi
sebagai fasilitator experiential learning atau istilah kerennya outbounder.
Kami kuliah di Departemen PLS (Pendidikan Luar Sekolah), Fakultas Ilmu
Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta melalui jalur RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau). RPL adalah
pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan
formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan
kualifikasi tertentu. Silakan catatan
ini bisa dibaca-baca untuk memberi inspirasi bahwa kuliah itu bisa simpel nan
menyenangkan, tentu dengan segala lika-likunya.
Serunya sesekali mengunjungi kampus |
- Pendaftaran,
- Dinamika Perkuliahan,
- Menuntaskan Laporan Tesis, dan
- Prosesi Kelulusan dan Wisuda.
Bahasan pertama tentang pendaftaran sudah bisa dilihat di sini. Kini kita nikmati bagian kedua tentang dinamika perkuliahan yang saya petik dari pengalaman 2 angkatan RPL S2.
7 mata kuliah yang kami ambil pada
semester pertama adalah:
- Teori Pengembangan Manusia dan Masyarakat (2 SKS),
- Filosofi dan Teori PNF (2 SKS),
- Pendidikan Transformatif (2 SKS),
- Filsafat Ilmu (2 SKS),
- Statistika (2 SKS),
- Penulisan Karya Ilmiah (2 SKS), dan
- Metodologi Penelitian Pendidikan (3 SKS).
3 mata kuliah yang diambil pada semester kedua adalah:
- Sistem Sosial Budaya dan Information and Communication Technologies (2 SKS),
- Penulisan Proposal dan Seminar Tesis (3 SKS), dan
- Tesis (6 SKS).
Saya tidak akan menjelaskan detil silabus para mata kuliah yang kami ambil. Silakan para pembaca yang budiman bisa menerka dari nama mata kuliahnya, apa saja yang bisa kami pelajari. Saya hanya akan membocorkan beberapa soal ujian tengah semester (UTS) maupun ujian akhir semester (UAS) guna memberi gambaran seperti apa kira-kira “ilmu” yang kami geluti ini.
UTS mata kuliah “Teori Pengembangan Manusia dan Masyarakat” itu hanya berbunyi begini seperti tertera dalam pesan WA sang dosen, “Membuat tulisan tentang upaya pengembangan masyarakat dari perspektif profesi tiap mahasiswa.” Sebagai mahasiswa yang berprofesi outbounder atau fasilitator dan beberapa kali berkecimpung dengan dunia kepariwisataan, saya lalu menjawabnya dengan sebuah makalah berjudul “Peran Experiential Learning terhadap Pengembangan Pelaku Wisata.” Jika ingin tahu apa saja perannya, monggo bisa dibaca di catatan ini
UTS mata kuliah "Filosofi dan Teori Pendidikan Nonformal" hanya terdiri dari 3 soal saja, te, te te.. tetapi tiap soal ada a b c d nya. Saya tidak sanggup menuliskannya, namun soal dan sekaligus jawaban saya tentang “Pendidikan Sepanjang Hayat” bisa dilihat di berkas ini
UAS mata kuliah “Teori
Pengembangan Manusia dan Masyarakat” mengandung 2 soal yang saling terkait seperti
ini:
- Identifikasi potensi dan permasalahan yang ada dalam konteks pengembangan masyarakat teristimewa di masing-masing tugas area pengembangan masyarakat yang saat ini sedang dilakukan.
- Strategi atau penguatan kelembagaan semacam apa yang dapat dilakukan sesuai potensi dan masalah yang ada saat ini?
Hmm… kelembagaan apa yang mau diangkat ya? untunglah sebagai anggota, saya agak mengikuti perjalanan AELI sehingga entitas tersebut bisa dijadikan lembaga kajian. Makalah yang kemudian diserahkan sebagai berkas ujian adalah “Potensi, Permasalahan, dan Penguatan Akademik Kelembagaan AELI dalam Mengembangkan Masyarakat.” Bagi pembaca yang kepo bagaimana saya memotretnya, bisa intip di ruang ujian ini
UAS saya dalam mata kuliah "Pendidikan
Transformatif" punya rentetan soal ujian sebagai berikut:
Soal : Silakan Anda membuat
rancangan pendidikan transformatif dengan format sebagai berikut.
- Latar Belakang : Pilih salah satu topik pendidikan yang secara empirik memang fenomenal, didukung oleh data-data, dan silakan identifikasi adanya ketidakberesan sosial dalam topik Anda tersebut.
- Sasaran : Sebutkan sasaran yang menjadi subjek pendidikan transformatif
- Transformasi : Jelaskan kira-kira transformasi yang dikehendaki seperti apa. Review
- Teori : Silakan mengelaborasi pilihan beberapa teori pedagogi kritis yang relevan dengan topik Anda.
- Analisis : Silakan Anda analisis fenomena pendidikan yang mengandung ketidakberesan sosial tersebut, yaitu mendiskusikan dan mendialogkannya dengan teori yang Anda pilih, misalnya bisa dengan teori pedagogi kritis, pendidikan progresif, pendidikan bermakna, atau ketiga-tiganya.
Ya ampun…. Soalnya saja begitu, gimana mau njawabnya? Namun outbounder harus selalu semangat seperti sering diteriakkan pada peserta outbound; Semangat Pageee…! Akhirnya setelah melalui perjuangan, kelar juga jawaban saya yang diberi judul “Pendidikan Karakter Berbasis Experiential Learning dalam Memersiapkan Generasi Emas 2045.” Apa isinya? Silakan bisa dibaca di halaman ini
UAS mata kuliah "Filosofi
dan Teori Pendidikan Nonformal" hanya mengandung 2 soal, yaitu
- --Soal A): Jelaskan pengertian pengembangan manusia, evolusi pengembangan manusia yang relevan dengan evolusi pengembangan pendidikan luar sekolah, dan fungsi-fungsi pengembangan manusia; Pendidikan dan pelatihan sebagai fokus pengembangan manusia. Dan
- --Soal B) Jelaskan, analisis, kritik, dan aplikasikan konsep "Pengertian pemberdayaan, pemberdayaan diri, memberdayakan orang lain; Pendidikan sebagai sarana pemberdayaan; Pendidikan luar sekolah sebagai proses pemberdayaan; memberdayakan individu, kelompok, masyarakat" dalam dunia kerja saudara-saudara.
Saya hanya akan beberkan jawaban untuk soal B saja karena lebih asyik dinikmati daripada jawaban soal A yang … entahlah… “Pemberdayaan Masyarakat dalam Dunia Wisata Outbound,” adalah judul makalah saya sebagai respon soal B, dan sudah saya simpan di ruang ini
UAS mata kuliah "Sistem
Sosial Budaya dan ICT/ Information and Communication Technologies"
merupakan ujian (teori) sesungguhnya bagi kami para mahasiswa karena soalnya
saja 1 halaman dengan syarat ketentuan yang ketat. Titahnya seperti ini: Buatlah “paper” bertema "Sistem Sosial Budaya dan ICT
Berbasis pada Program Pembelajaran di Lembaga" dengan kerangka dasar seperti ini:
- Pendahuluan [a. Latar Belakang, b. Urgensi Program]
- Tinjauan Pustaka [a. Pengertian Sistem Sosial Budaya, b. Peran ICT dalam Pembelajaran, c. Hubungan antara Sistem
Sosial Budaya dan ICT dalam Konteks Program
Pembelajaran di Lembaga]
- Implementasi Program Pembelajaran Berbasis Sistem Sosial
Budaya dan ICT di Lembaga [a. Deskripsi Lembaga
Pembelajaran, b. Desain
Program Pembelajaran Berbasis Sistem Sosial Budaya dan ICT, c. Implementasi Program Pembelajaran
Berbasis Sistem Sosial Budaya dan ICT, d. Evaluasi Program Pembelajaran Berbasis Sistem Sosial Budaya
dan ICT]
- Dampak dan Manfaat Program Pembelajaran Berbasis Sistem
Sosial Budaya dan ICT di Lembaga [a. Dampak terhadap
Pembelajaran dan Pencapaian Akademik, b. Dampak terhadap Sistem Sosial Budaya di Lembaga, c. Manfaat Program
Pembelajaran Berbasis Sistem Sosial Budaya dan ICT]
- Tantangan dan Solusi Implementasi Program Pembelajaran
Berbasis Sistem Sosial Budaya dan
ICT di Lembaga [a.
Tantangan dalam Mengintegrasikan Sistem Sosial Budaya dan ICT, b. Solusi untuk Mengatasi Tantangan
Implementasi]
- Kesimpulan
[a. Ringkasan, b.
Implikasi dan Rekomendasi, c.
Kontribusi terhadap Pengetahuan dan Praktik]
- Daftar Pustaka
- Mohon Menyusun paper/makalah dengan tema Sistem Sosial Budaya dan ICT
- Makalah pada dasarnya mendiskripsikan program dilembaga masing-masing, jika tidak ada bisa mencari Lembaga lain.
- Jumlah halaman 5-10
- Mohon di kumpulkan bersama dalam satu file kemudian dikirim ke email: dosen_ssbict@uny.ac.id
- Mohon bisa di kerjakan sebelum tanggal 9 juni 2023 sebab nilai harus masuk sebelum tanggal tersebut. Terimakasih
Puji Tuhan saya bisa lolos dari “cobaan” ini dengan menghasilkan “paper” 10 halaman; Times New Roman 11 spasi tunggal berjudul “Pendekatan Sistem Sosial Budaya dan Pemanfaatan ICT pada Program Pembelajaran di AELI.” Para pembaca bisa membaca pendekatan tersebut pada kotak ini
Cukup 6 contoh soal ujian
saja yang saya bocorkan ya, mewakili pergulatan kami para outbounder yang
kuliah (kembali) ngambil jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
Bagaimana dengan mata kuliah Statistika yang bagi sebagian besar mahasiswa
menjadi “keprihatinan” tersendiri; prihatin karena dianggap susah. Sebenarnya,
pelajaran statistik akan memudahkan kita pada saatnya nanti menentukan jenis
perhitungan yang diperlukan dalam kepentingan penelitian ilmiah atau pembuatan
tesis. Kadang kita menjadi agak pusing karena konteks kita memahaminya dalam
pengerjaan hitungan data dan angka belum dikontekskan dengan tujuan utama
kalkulasinya. Apalagi jika kita belum pernah melakukan pengambilan data yang perlu
dianalisis, maka perlu kerja keras untuk berimajinasi rumusan apa digunakan
untuk apa. Di sisi lain, statistik sebenarnya ilmu yang pasti-pasti saja karena
semuanya serba bisa dilogikakan melalui perhitungan. Pokoknya yang tabah saja
deh jika ikut kuliah statistika.
Masih ada 2 mata kuliah teori yang bagi saya berbeda dengan yang sudah
saya singgung lebih dahulu. Mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan menuntut
mahasiswa supaya dapat
menguasai pemahaman tentang hakekat metodologi penelitian pendidikan nonformal,
memiliki keterampilan untuk merancang
penelitian pendidikan nonformal, dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
penelitian pendidikan nonformal sesuai dengan standar baku ilmiah. UTS pada mata kuliah ini adalah membuat kerangka penelitian pendidikan
yang tak lain menjadi cikal bakal tesis. Beruntunglah saya karena sejak awal
perkuliahan saya sudah tahu mau membahas tesis seperti apa. Hal ini membuat
saya tidak bingung mencari tema ujian lagi, namun kerja keras lebih diperlukan
untuk menuangkan gagasan tadi sesuai standar metodologi penelitian.
Mata kuliah
terakhir pada semester pertama adalah Penulisan Karya Ilmiah (2 SKS),
yang dari namanya sudah jelas kalau mahasiswa dituntut untuk bisa menghasilkan
karya ilmiah; lebih spesifik lagi menulis artikel yang layak untuk dimasukkan
pada jurnal ilmiah. Penguasaan terhadap materi mata kuliah ini akan sangat
membantu dalam menyukseskan beberapa mata kuliah lain, yaitu Metodologi
Penelitian Pendidikan (3 SKS), Penulisan Proposal dan Seminar Tesis (3 SKS),
danTesis (6 SKS). Lika-liku kami dalam mengarungi belantara mata kuliah ini
akan saya ceritakan dalam blog tersendiri ya.
Akhirnya tibalah saya merefleksikan
pembelajaran kami pada perkuliahan
teori menjadi
beberapa poin sekaligus tips terutama bagi para pembaca yang tertarik kuliah S2
RPL di UNY dari jalur fasilitator experiential learning atau outbounder:
- Sebagian besar dosen tahu bahwa para mahasiswa punya kesibukan sebagai fasilitator yang kadang jadwalnya tidak menentu. Saran saya; jangan selalu mengandalkan pengertian dari para dosen jika kita berniat tidak ikut perkuliahan tiap minggunya. Pendasarannya adalah saat kita secara sadar mau kuliah, maka konsekuensinya ya dituntut mengikuti semua kuliah dan mengerjakan tugas/ ujian tepat waktu. Bisa jadi ada dosen yang tidak sempat memeriksa atau membaca jawaban UTS atau UAS kita sehingga mendasarkan penilaian pada prosentase kehadiran kita dalam 12 kali pertemuan kuliah bersamanya…. Bisa jadiii lho.
- Karena didasari bahwa para mahasiswa sudah mempunyai pengalaman pendampingan, maka metode pemberian materi pembelajaran oleh dosen lebih banyak berupa penugasan dalam bentuk makalah, lalu dipresentasikan dan didiskusikan. Ada tugas yang dikerjakan sendiri, namun ada juga yang berkelompok. Sebagian besar tema atau tinjauan tugas dan ujian juga dikaitkan atau dikontekskan dengan keseharian mahasiswa sebagai fasilitator/ outbound. Maka mulai sekarang kita refleksikan bersama dalam beberapa tahun terakhir pengalaman apa saja yang bisa dimaknai tentang keprofesian dan kelembagaan kita?
- Tiap mata kuliah mempunyai irisan pelajaran antara yang satu dengan yang lain, maka kalau kita jeli sebenarnya secuil atau beberapacuil materi tugas atau ujian bisa digunakan pada beberapa mata kuliah. Dalam kasus tugas atau ujian teori saya, materi yang bisa masuk pada lebih dari 1 mata kuliah misalnya tentang teori experiential learning, pengertian outbound, SKKNI Kepemanduan Outbound, dan kelembagaan AELI (misi dan visi). Kalau nggak percaya, coba telisik 6 contoh hasil ujian yang sudah saya posting di blog ini; ada beberapa bagian yang sama atau mirip karena daftar pustaka atau referensinya sama.
- Kesatuan hati atau kekompakan antarmahasiswa diperlukan dalam mengarungi 1 semester awal karena akan berguna dalam penyemangatan, saling mengingatkan, dan tentu saja diskusi atau belajar bersama. Kesatuan inilah; seminggu beberapa kali bertemu secara online; yang perlu terus dijaga untuk memelihara api semangat dan motivasi belajar kita.
- Saya sangat menyarankan, bagi peminat serius program RPL S2 ini untuk menyiapkan tema atau judul tesis sejak awal semester karena beberapa tugas/ ujian bisa diarahkan untuk (mencicil) pendalaman tema tersebut. Misalnya nih, kita mau ngangkat tema “pendidikan karakter” dalam penelitian tesis, maka tema tersebut bisa dimasukkan dalam beberapa tugas atau ujian mata kuliah tertentu yang relevan. Pada saatnya nanti ketika saat tesis tiba, kita sudah pernah memikirkan tema “pendidikan karakter” dalam beberapa pengerjaan tugas atau ujian.
- Yuk kita mulai belajar format menulis yang bisa memudahkan dalam
mengetik serta mengedit aneka tugas atau ujian. Biasanya dosen tidak terlalu peduli dengan
format penulisan laporan, yang penting terbaca olehnya rapi, namun nanti saat
urusan dengan penyerahan berkas penelitian/ tesis pada pihak perpustakaan akan
diminta setidaknya beberapa syarat format
penulisan, seperti penggunaan "Styles" untuk otomatisasi Daftar
isi. Daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran, dan yang utama membuat
kutipan dan daftar referensi/ pustaka juga menggunakan fitur "references"
yang sudah ada di Ms Word. Hal-hal lebih teknis tentang format penulisan ini semoga sempat saya catatkan dalam blog lain. Yang
jelas, kita tidak rugi sedikit belajar membuat format tulisan yang rapi
menggunakan fitur yang ada di komputer demi kemudahan mengedit.
Saya pikir
cukup ya episode cerita saya babak ke-2 ini tentang dinamika perkuliahan S2
jalur RPL di UNY yang mengasyikkan. Foto satu-satunya ini menggambarkan kadang
suatu perkuliahan online bisa dibuat nyleneh oleh para mahasiswa gokil yang adalah outbounder atau fasilitator
experiential learning. Pesan saya, lihat-lihat dosennya lebih dahulu ya...
Quis: carilah yang nyleneh dalam perkuliahan ini |
Kita jumpa
lagi di pertemuan berikutnya, daa….
Salam Belajar;
Agustinus Susanta, S.T., M.Pd.
Bersambung ke situ tuh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar