Yuk membelajarkan diri melalui pengalaman asyik Outbound/ penjelajahan asyik.


Hah, Dapat Magister Pendidikan Hanya dalam 1 Tahun? (bagian ke-1)

 Pengantar

Pada tanggal 25 Juli 2022, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menerbitkan “Pengumuman” tentang proses pendaftaran calon mahasiswa baru jalur RPL (Rekognisi Pengalaman Lampau). Saya sebagai peminat kuliah mengikuti proses sesuai pengumuman tersebut, sehingga pada tanggal 23-26 Agustus 2022 bisa mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) secara online, dengan tema “Menyongsong Indonesia Emas untuk mewujudkan Kapabilitas Mahasiswa yang Kritis, Inovatif, dan Berwawasan Kebangsaan.” Sebagai mahasiswa baru yang kritis, saya langsung mengkritisi tema yang nurut saya keliru logika pikirnya. Bagaimana itu? Coba anda sebagai pembaca yang kritis sekarang renungkan tema itu, adakah yang kira-kira kurang pas? Sudah tepatkah Menyongsong Y untuk mewujudkan X? atau jangan-jangan “mewujudkan X untuk menyongsong Y…. Hmm….

Setelah proses PKKBM, perkuliahanpun dimulai bersama 11 mahasiswa seangkatan yang berafiliasi dengan AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia). Singkat cerita, pada tanggal 31 Juli 2023 saya sudah ujian tesis, lalu “tahu-tahu” pada hari Minggu tanggal 3 September 2023 sudah wisuda. Lho, lho lho… terlampau singkat lah ceritanya. Berdasarkan kronologi tersebut, saya berani mengklaim bahwa melalui jalur RPL (kerjasama antara AELI dan UNY), maka sangat memungkinkan kita bisa dapat gelar Magister Pendidikan hanya dalam waktu 2 semester atau 1 tahun saja. Oh ya, pada saat catatan ini diposting, dari 12 mahasiswa serombongan belajar, ada 5 rekan mahasiswa lain yang juga sudah wisuda. Ke mana yang 6 lainnya? Mereka sedang berjuang (sangat keras) menyelesaikan tesis.

Tulisan ini merupakan suatu catatan syering pengalaman tentang keseruan kuliah RPL S2 di UNY yang bisa dibaca-baca untuk memberi inspirasi bahwa kuliah itu bisa simpel nan menyenangkan, tentu dengan segala lika-likunya. Kayaknya saya akan membagi catatan ini menjadi 4 subtema, yaitu:

  1. Pendaftaran,
  2. Dinamika Perkuliahan,
  3. Menuntaskan Laporan Tesis, dan
  4. Prosesi Kelulusan dan Wisuda.

Kita mulai dengan tema pertama ya, yaitu PENDAFTARAN.

Kuliah S2 Cukup 1 tahun saja ya, cepatlah wisuda

Pendaftaran

Saya akan cerita lebih dahulu konteks perkuliahan supaya para pembaca bisa melihat catatan ini lebih komprehensif. Penceritaan memang mengacu pada pengalaman saya saat bersekolah pada tahun akademik 2022/2023 khususnya di Departemen Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY. Terdapat 3 cara untuk bisa kuliah di UNY, yaitu Reguler/ intake, Jalur Kerjasama dan Jalur RPL. Berdasarkan Permendikbudristek No. 41 tahun 2021 tentang RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau),  yang dimaksud RPL adalah pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan kualifikasi tertentu.

Tujuan program ini adalah Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar sepanjang hayat melalui pendidikan formal pada jenjang Pendidikan Tinggi. Tujuan lain adalah Mendorong masyarakat yang berbagai hal terputus kuliahnya atau tidak dapat melanjutkan pendidikan di Perguruan tinggi tetapi memiliki pengalaman kerja kompetensi yang relevan untuk melanjutkan studi ke jenjang Pendidikan Tinggi. Standar lulusan kompetensi lulusan RPL khususnya FIPP  (Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi) UNY melalui Program Studi Magister PNF (Pendidikan Nonformal) adalah Menjadi lulusan yang memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan program dan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam bidang pendidikan nonformal dan pengembangan masyarakat. Beberapa kategori calon mahasiswanya dapat digolongkan sebagai Fasilitator/ Pelatih/ Pendamping PNF, Penggerak Swadaya Masyarakat, Pelaku Wirausaha Sosial/ Aktivis Sosial, Aktivis lembaga swadaya masyarakat/ lembaga pendidikan/ Yayasan, atau Pengelola Bumdes (Badan Usaha Milik Desa).

Nah, ternyata tujuan UNY, khususnya dalam menyelenggarakan RPL ini selaras dengan visi AELI, yaitu “Menjadi wadah dan mitra yang berkualitas bagi seluruh lembaga atau perorangan pengguna metode pelatihan berbasis pengalaman di Indonesia dan bertanggung jawab terhadap pengembangan kualitas manusia Indonesia.” Visi AELI tersebut diterjemahkan dalam 3 misi yaitu:

  1. Memasyarakatkan pelatihan berbasis pengalaman kepada masyarakat Indonesia,
  2. Meningkatkan kualitas  pelatihan dan pendidikan berbasis pengalaman, sehingga menjadi metode pelatihan yang efektif dan diakui di Indonesia, dan
  3. Meningkatkan kualitas pelaksana pelatihan berbasis pengalaman sehingga menjadi pelaksana pelatihan yang bertanggung jawab terhadap pengembangan manusia Indonesia  

Benang merah yang dapat dirajut antara tujuan RPL dan tujuan AELI adalah “belajar sepanjang hayat” dan “mengembangkan program dan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam bidang pendidikan nonformal.” Entah karena benang merah tersebut atau karena kebetulan saja, yang jelas pada tahun 2022 lalu terjalin kerjasama antara FIPP UNY dan AELI untuk menyelenggarakan kelas RPL S2 Program Studi PLS (Pendidikan Luar Sekolah).

Beberapa bulan sebelum program RPL tahun 2022 dimulai, di internal anggota AELI sudah disosialisasikan program yang dimaksud. Pada awal pengumuman ada sekitar 30 orang yang berminat, namun dalam proses lalu yang benar-benar mendaftarkan diri hanya tercatat 12 orang calon mahasiswa, termasuk saya.  Calon mahasiswa yang terdaftar adalah para fasilitator experiential learning atau dalam dunia populer disebut instruktur outbound, yang tergabung dalam AELI dan rata-rata sudah berpengalaman 5 sampai 20 tahun dalam dunia kefasilitatoran atau pendampingan masyarakat. Pada tahun 2023 ini, diadakan juga program RPL serupa dengan 13 mahasiswa anggota AELI yang mengikuti perkuliahan.

Salah satu motivasi yang mendorong para pegiat experiential learning untuk mengambil kelas Magister Pendidikan adalah program rekognisi atau pengakuan terhadap berbagai pengalaman pendampingan calon mahasiswa yang akan dikonversikan menjadi nilai mata kuliah tertentu. Akibat konversi tersebut (maksimal 20 SKS yang bisa dikonversi), maka 40 SKS yang harus dijalani sebagai syarat kuliah magister, secara teori bisa diselesaikan dalam 2 semester saja; berbeda dengan mahasiswa reguler yang mencapai 4 semester. Faktor lain yang mendorong kami untuk tidak ragu mendaftarkan diri adalah biaya perkuliahan yang relatif murah. Bayangkan saja, untuk program magister jalur RPL di universitas ternama sekelas UNY, Uang Pangkal Pengembangan Akademik (UPPA) hanya 1,5 Juta yang dibayar sekali saja saat semester awal. SPP atau Sumbangan penyelenggaraan Pendidikan hanya 7,5 Juta saja per semester. Itu nilai tahun masuk 2022 lalu lho… kalau tahun 2023 UPPA 2,5 Juta sedangkan SPP 8,5 Juta.

Nah, itulah konteks penyelenggaraan program RPL Program Studi Magister PLS di UNY yang bekerjasama dengan AELI. Kini kita masuk pada hal-hal yang lebih teknis dan administratif.

Mekanisme pendaftaran kuliah jalur RPL adalah sebagai berikut, sesuai informasi dari pihak kampus:

  1. Pemohon bisa diwakili atau kolektif melakukan konsultasi pada perguruan tinggi yang dituju, dalam hal ini ada perwakilan pihak AELI dan UNY sudah melakukan penjajakan awal.
  2. Pemohon menyiapkan dokumen portofolio sesuai capaian hasil belajar,
  3. Portofolio pemohon divalidasi dan dinilai oleh pihak perguruan tinggi,
  4. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS atau mata kuliah yang bisa diakui atau dikonversi, serta berapa SKS atau mata kuliah lagi yang harus ditempuh,
  5. Pemohon yang sudah diterima menjadi mahasiswa lalu mengikuti pendidikan formal,
  6. Setelah pendidikan selesai maka ijazah akan diberikan.

Kita akan melanjutkan kisah berpatok pada surat pengumuman dari Rektor UNY tentang RPL tertanggal 25 Juli 2022, seperti sudah disinggung pada awal catatan ini.

Tanggal 25-28 Juli 22 calon mahasiswa diminta untuk melakukan proses perbaikan dan/ atau pengajuan pengakuan (klaim) mata kuliah. Proses ini dilakukan melalui sistem komputerisasi dan dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau online. Saat itu, calon mahasiswa sepertinya bisa melakukan klaim untuk 20 SKS, namun hasil akhirnya, maksimal SKS yang bisa diklaim hanya 14, atau 7 mata kuliah meliputi:

  1. Inovasi Program
  2. Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
  3. Pembelajaran PNF Berbasis  ICT
  4. Manajemen Program PNF
  5. Praktik Inovasi Program dan Pembelajaran
  6. Pengembangan PNF Digital
  7. Pendampingan Masyarakat

Prinsip proses klaim adalah kita mengunggah semencukupi mungkin berkas-berkas yang menurut kita bisa menjadi bukti rekognisi sesuai silabus mata kuliah yang bisa diklaim. Dalam paparan sosialisasi program RPL oleh pihak kampus, peminat diminta untuk menyiapkan berkas-berkas yang akan menjadi bukti rekognisi, antara lain sebagai berikut:

  1. Laporan kegiatan program PNF/ Pendampingan/ pemberdayaan
  2. SK pengurus/panitia program PNF/ Yayasan/ dan sebagainya
  3. Ijazah S1
  4. Piagam penghargaan
  5. Sertifikat Narasumber/ Pelatih/ Asesor
  6. Artikel ilmiah yang dihasilkan
  7. Buku/ modul yang dihasilkan
  8. Produk pendidikan/pemdampingan/ pemberdayaan
  9. Laporan praktik pembelajaran/ program PNF
  10. Produk perencanaan/ pengelolaan PNF/ Pendampingan
  11. Sertifikat pelatihan, Bukti kerja sama, dan lain-lain.

1 mata kuliah yang hendak kita klaim bisa dibuktikan dengan maksimal 10 (file) berkas yang sebelumnya sudah kita unggah dalam sistem. Sebagai contoh, kita mau mengklaim mata kuliah “Pembelajaran Kreatif dan Inovatif,” yang mempunyai deskripsi sebagai berikut: Pengembangan strategi pembelajaran PNF untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat dengan berbagai pendekatan dan teori pembelajaran kreatif dan inovatif yang relevan dengan sasaran dan kebutuhan pembelajaran. Kita lalu mencoba membuktikan bahwa kita sudah menguasai mata kuliah tersebut dengan menyajikan beberapa bukti yang relevan, bisa berupa piagam penghargaan, surat keputusan, surat tugas, produk karya, tulisan di media massa, dan sebagainya.

(bukti) Pengalaman memfasilitasi pelatihan dalam bentuk flyier

1 (file) berkas bisa digunakan sebagai ajuan bukti untuk beberapa mata kuliah. Saya sendiri total mengunggah 57 berkas yang jenisnya terdiri dari Ijazah S1, Transkrip Nilai S1, Keanggotaan Asosiasi, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Pelatihan, Piagam Penghargaan, Foto Pekerjaan, Surat Keputusan atau Penugasan, Referensi, Riwayat Pekerjaan, dan beberapa dokumen lain yang relevan.  Salah satu bukti yang saya sampaikan adalah flyier/ poster suatu program yang pernah saya fasilitasi, yaitu experiential writing camp. Difasilitasi oleh AELI, saya 2 kali menjadi mentor kegiatan tersebut. Bagi yang penasaran keseruannya, bisa menyimak mulai dari sini saja

Bukti tersebut salah satunya diajukan untuk mengklaim mata kuliah “Pembelajaran Kreatif dan Inovatif.”

Cuplikan tampilan website saat saya mendaftar bisa dilihat pada gambar di bawah ini, yang memerlihatkan bukti unggahan bukti ke-35 sampai ke-50 dalam finalisasi pengajuan klaim mata kuliah.

 

Proses finalisasi pendaftaran

Mungkin ada yang bertanya, berapa sih batas dokumen yang perlu kita unggah untuk mengklaim mata kuliah? Teorinya sih jika mau klaim 7 mata kuliah, maka bisa maksimal 7 x 10 bukti yaitu 70 berkas. Namun kan 1 berkas bukti bisa digunakan untuk lebih dari 1 mata kuliah. Jumlah bukti juga tentu saja ditentukan oleh seberapa banyak pengalaman kita yang relevan untuk mendapatkan rekognisi mata kuliah tertentu. Tips dari saya, maksimalkan saja jatah 10 bukti untuk tiap mata kuliah. Jika bukti kita meyakinkan para verivikator, maka semoga bisa dapat nilai A, namun jika kurang dari 10 bukti atau aktivitasnya kurang relevan dengan mata kuliah, maka siap-siap saja dapat B atau B+.

Setelah melalui proses penilaian, kami menerima hasil rekognisi. Ada yang diakui 14 SKS atau 7 mata kuliah (seperti saya), namun ada kawan yang hanya diakui 12 SKS (6 mata kuliah). Nilai mata kuliah yang dimaksud langsung muncul, rata-rata nilai kami ber-12 berkisar dari B, B+, A-, dan A. Apa saja 7 mata kuliah yang bisa langsung mendapat nilai karena konversi?

  1. Inovasi Program PNF
  2. Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
  3. Pembelajaran PNF Berbasis ICT
  4. Manajemen Program PNF
  5. Praktik Inovasi Program dan Pembelajaran
  6. Pengembangan PNF Digital
  7. Pendampingan masyarakat

Beberapa berkas administratif lain yang lalu kami kirim adalah

  1. Surat keterangan sehat,
  2. Surat keterangan bebas narkoba, dan
  3. Surat pernyataan mematuhi tata tertib kampus UNY

Setelah melalui berbagai prosedur pendaftaran yang serba online namun perlu ketat dalam hal tenggat waktu pengiriman berkas (file), maka kami ber-12 pun resmi menjadi Mahasiswa ditandai dengan penerbitan kartu mahasiswa; hore…..

Eit, harus segera ngisi KRS ya, (Kartu Rencana Studi) yang juga dilakukan secara online. 7 mata kuliah yang kami ambil adalah:

  1. Teori Pengembangan Manusia dan Masyarakat (2 SKS),
  2. Filosofi dan Teori PNF (2 SKS),
  3. Pendidikan Transformatif (2 SKS),
  4. Filsafat Ilmu (2 SKS),
  5. Statistika (2 SKS),
  6. Penulisan Karya Ilmiah (3 SKS), dan
  7. Metodologi Penelitian Pendidikan (3 SKS),

Total 16 SKS yang diambil sebagian besar dari kami, karena ada 3 orang yang mengambil 18 SKS akibat mata kuliah yang direkognisi hanya 6 saja.

Bagaimana keserun kami ber-12 kuliah? Simak petualangan kami di catatan selanjutnya. Sebelumnya, saya punya beberapa tips untuk pembaca yang berminat mengikuti jejak saya, dapat gelar Master Pendidikan hanya dalam 1 tahun melalui jalur RPL ke-outbound-an.

  1. Kita perlu memastikan dengan motivasi yang jelas dan kuat, bahwa kita memang ingin kuliah dan menuntaskannya.
  2. Cari rekan-rekan selatar belakang yang bercita-cita sama untuk mulai proses pencarian informasi sampai pendaftaran. Kebersamaan akan membuat kita mempunyai “nafas panjang” dalam meniti lika-liku prosedur pendaftaran, termasuk saling bertanya atau diskusi tentang syarat-syarat.
  3. Bongkar berkas, dokumen, file dan hal-hal yang bisa menunjang pembuktian rekognisi mata kuliah. Makin dini kita lakukan berarti makin panjang kita bisa melengkapi dokumen. Kadang kita ingat pernah memfasilitasi program tertentu, tetapi tidak mempunyai dokumen/ dokumentasinya, ya siapa tahu tanya-tanya teman atau penyelenggara mereka punya buktinya.
  4. Ikuti tiap informasi dan perkembangan proses pendaftaran secara intens dan secepat mungkin menunaikan persyaratan dan pengiriman berkas. Amit-amit, mencegah pada menit-menit terakhir pengiriman jaringan internet ngadat, server kampus “hang” atau ndilalah mati listrik.

 

Teman seperjuangan 2022

Bersambung ke ruang kuliah ini

Share: