Pos I, Merencanakan Artikel
Bersama Agustinus Susanta
Salam
jumpa (lagi) teman-teman fasilitator,
Usai
sesi online mengenai “Ayo bikin
pengalaman pendampinganmu jadi ARTIkEL menarik,” kita jumpa kembali untuk
melanjutkan proses “Mentoring” yang bertujuan melakukan pendampingan pada
teman-teman terpilih supaya bisa menuliskan artikel berdasarkan pengalaman
sebagai fasilitator.
Suasana dalam pendampingan program EL |
Kilas Balik
Mari
kita lebih dahulu mengilas balik materi obrolan yang bukan pertama-tama
mengajari teknik menulis, tetapi mencoba menggugah para Fasilitator
Experiential learning untuk lebih mau belajar dari pengALAMannya
2 hal mengapa pengalaman
(pendampingan) kita perlu dibuat jadi suatu ARTIkEL tak lain karena:
- Kita mau BELAJAR
- Kita mau MENGINSPIASI
Ya,
proses “belajar” kita akan makin besar dengan “MENGATAKAN,” daripada hanya
sekedar membaca, mendengar, atau melihat. Dalam konteks penulisan artikel,
proses “mengatakan” bisa disamakan dengan “menuliskan kembali” pengalaman kita
dalam bentuk artikel/ karangan tertentu.
Prosentase kita belajar dari apa yang kita lakoni |
Bagaimana
membuat ARTIkEL menarik dari pengalaman pendampingan kita? Ternyata kita hanya
perlu punya 2 hal saja, yaitu: Punya Pengalaman,
dan Punya Motif
Semua
“aktivitas” pendampingan kita sebenarnya bisa jadi peng-alam-an asal direfleksikan. Jika tidak, segala
aktivitas tadi ya hanya berhenti sebagai kejadian atau peristiwa semata.
Motif
tak lain adalah alasan mengapa kita mau menuliskan pengalaman tadi. Hayooo… apa
motif teman-teman mau bikin artikel ini?
Tentu
banyak sekali aktivitas/ kejadian/ momen yang terjadi saat kita berperan menjadi
Fasilitator experiential learning. Saat mau menuliskannya, yuk kita oprek
dahulu semuanya tadi dengan 3 langkah ini:
- Adakah tema/ hal-hal yang
(cukup) menarik untuk kita bagikan?
- Jika “sesuatu” tersebut sudah
ketemu; batasi apa yang mau dituliskan,
- Refleksikan kembali “sesuatu”
tersebut, lalu lengkapi jika perlu data pendukung.
Sesi
seminar via aplikasi zoom lalu merupakan langkah
pertama di saat saya lebih banyak mengobrolkan pengalaman selama sekitar 10
tahun terakhir menuliskan pengalaman pendampingan, dalam puluhan artikel. Hal
yang terutama ingin saya sampaikan adalah menganimasi teman-teman semua, bahwa
ternyata banyak tema-tema/ topik seputar pendampingan kita, yang bisa ditulis/
dibuat artikel.
Beberapa
tema/ topik yang saya contohkan beserta tautannya adalah:
- Konsep terkait experiential
learning,
a. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2011/11/antara-instruktur-cermin-dan-sahabat.html (25 Nop 2011)
b. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2016/04/arsitektur-experiential-learning.html (1 Mei 2016) - Petunjuk praktis tentang
“sesuatu,”
a. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2011/05/tips-mengadakan-outbound-di-tempat.html (7 Mei 2011)
b. https://mancakrida.blogspot.com/2019/06/tips-membuat-rute-outbound.html (18 Juni 2019)
- Menceritakan scenario program/
games tertentu,
a. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2012/11/ladang-minyak.html (13 Nopember 2012)
b. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2015/02/demam-tangram.html (11 Februari 2015)
- Analisis/ opini/ refleksi,
a. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2011/11/antara-instruktur-cermin-dan-sahabat.html (25 Nop 2011)
b. https://mancakrida.blogspot.com/2018/06/ketika-fasil-berharap-ada-yang-ngasih.html (9 Juni 2018) - Menceritakan sosok/ tokoh/
obrolan seru,
a. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2013/04/berambut-gondrong-pakaian-dekil-dan.html (16 April 2013)
b. https://mancakrida.blogspot.com/2019/06/mengenang-anggota-aeli-yang-masih-imut.html (10 Juni 2019) - Cerita tentang perjalanan/
pengalaman hidup,
a. http://catatanpenggiatoutbound.blogspot.com/2012/03/jangan-jangan.html (28 Maret 2012)
b. https://mancakrida.blogspot.com/2017/12/provider-gokil-nan-kreatif-catatan-iff.html (26 Desember 2017)
Apel pagi sebelum training; salah satu contoh kegiatan menarik yang bisa diartikelkan |
Usai
seminar, kita mengisi kuisioner untuk memetakan seserius apa kita mau membuat
artikel dari pengalaman kita. Hasilnya, ada 17 peserta yang dikategorikan mau
serius untuk minimal membuat 1 artikel saja selama bulan Mei 2020 ini. Ada
teman-teman yang kelihatannya sudah pasti mau menuliskan apa, ada yang masih
belum jelas, namun ada juga yang belum punya ide; nggak masalah, yang penting
mau serius khan?
Mas
Rangga sebagai perwakilan DPP AELI bidang “Penelitian dan Pengembangan” sudah
membuatkan wadah untuk kita bisa belajar bersama menuntaskan artikel. Dari
semula direncanakan menggunakan format grup pada aplikasi Facebook, lalu
beralih menjadi grup Whatsapps; nggak masalah. Mari kita sukseskan langkah
kedua kita, yaitu memulai proses penulisan artikel ini
Skenario Mentoring
Rancangan
saya dalam proses mentoring melalui sarana komunikasi WA ini adalah:
- Saya akan memposting beberapa materi/ ulasan/ penugasan terkait penulisan artikel,
- Teman-teman merespon materi/ ulasan/ penugasan, baik secara umum, atau berdasarkan topik/ artikel yang sudah dipilihnya.
2
hal tadi kita lakukan tentu saja dengan target tiap peserta menyelesaikan
artikelnya. Jika dipandang perlu, kita akan mengadakan sekali lagi sesi diskusi
online untuk memaksimalkan proses mentoring ini. Mari kita (Saya dan
teman-teman) proaktif dalam berproses sehingga sebelum bulan Juni 2020 proses
mentoring ini selesai, ditandai dengan keterselesaian penulisan 17 artikel.
Ya,
sesederhana itu skenarionya, karena yang penting saat ini adalah proses kreatif
teman-teman dalam mengeksplorasi tema/ topik tertentu menjadi tulisan yang
ciamik. Kita mulai dengan ulasan singkat mengenai “Tema” ya.
Tema yang Baik
Tema
artikel harus layak ditulis dan dibaca, tanpanya mana bisa kita (sebagai
penulis) semangat untuk mengembangkan tulisan tersebut. Lha, kalau kita sendiri
tidak semangat ketika menulis artikel, kemungkinan besar, tulisan kita
cenderung amburadul, dan akibatnya pembaca pun enggan untuk melanjutkan membaca
artikel kita. Mari kita gali dan temukan tema yang layak tulis.
Apakah
tema yang sudah pernah teman-teman pikirkan sudah “baik”? Mari kita ukur dengan
beberapa indikator berikut:
- Tema yang baik berbasis pada kompetensi penulisnya, baik terkait dalam bidang keahlian, ketrampilan, pengetahuan, maupun pengalamannya. Bisa saja sih, seorang yang kesehariannya jadi apoteker menulis tentang teori experiential learning, tapi hasilnya kemungkinan ya hanya kulitnya saja sesuai pengalatan yang bersangkutan. (Eh, rupanya dia pernah sekali ikut pelatihan yang sangat mengesankannya).
- Tema yang baik mampu memenuhi ekspektasi/ harapan pembacanya; baik sekedar untuk menambah informasi (baru), memerdalam atau memperjelas suatu bahasan, atau bahkan bisa menimbulkan efek/ kegairahan/ semangat/ gerakan tertentu.
- Tema yang baik punya cakupan yang dibatasi. Tema yang terlalu luas, akan menghasilkan bahasan yang dangkal, bisa jadi mengulas banyak hal kesana kemari namun tidak ada fokusnya.
Contoh tema yang kurang ideal karena terlalu luas misalnya:
-
Tempat
Outbound, (ada apa dengan tempat outbound…?)
-
Ice
Breaking (apa itu….?)
-
Menulis
Laporan, (…. Hmmm….)
Tema yang telalu sempit/ detil biasanya (kurang)
menarik dan bermanfaat bagi pembaca. Artikelnya semacam ini sulit dikembangkan
karena hubungan antarvariabel tidak jelas sehingga kurang menarik dibahas/
dibaca
Contoh tema yang kurang ideal karena terlalu sempit cakupannya:
-
Tempat
Outbound paling terpelosok di Kabupaten Brebes (trus… emangnya kenapa?)
-
Cara
menyetel pengeras suara sebelum ice breaking (wow…..)
-
Bagaimana
para instruktur pelatihan menulis laporan pertanggungjawaban? (hello, saya
perlu baca inikah…?)
Cukup
3 indikator saja ya yang saya sajikan untuk mengukur seberapa seru tema-tema
artikel yang sudah kita pikirkan. Selanjutnya nanti kita refleksikan tema kita
masing-masing.
Menulis artikel adalah seni mengharmoniskan setidaknya 2 variabel aktivitas |
Kalimat Tesis
Guna
menyusun sebuah kerangka artikel, diperlukan kalimat tesis, apa itu? Kalimat
tesis adalah rumusan singkat gagasan utama sebuah artikel. Ciri-ciri kalimat
tesis yang baik, diantaranya:
- Berisi gabungan rumusan topik dan tujuan,
- Menekankan tema sebagai pengungkapan suatu gagasan,
- Batasan dan rumusannya jelas,
- Merupakan kalimat lengkap dengan subyek dan predikat,
- Merupakan kalimat positif, bukan kalimat tanya, kalimat seru, dan apalagi kalimat negatif
- Dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan proses penulisan artikel.
Saya
sengaja sampaikan tentang kalimat tesis yang lazimnya digunakan dalam proses penulisan
artikel ilmiah; tak lain karena saya ingin kita semua bisa merefleksikan secara
sistematis aneka pengalaman pendampingan, apalagi yang mau di-artikel-kan. Lagi
pula, artikel yang akan kita tulis ini ilmiah lho…
Oh ya, kita belum membahas tentang judul ya, jadi saat kita mengulik tentang tema dan kalimat tesisnya, jangan terlalu terpaku dengan judul (yang mungkin sudah terpatenkan dalam pikiran kita, he he he…) Urusan judul itu nanti kita obrolkan di modul selanjutnya ya.
Penugasan Pos I
Kita
sudahi Pos I tentang “Merencanakan Artikel” ini dengan sesuatu yang tentu sudah
teman-teman tunggu, yaitu…..
Permainan.
Ya,
permainan kita sangat sederhana, yaitu cukup menuliskan Tema, Tujuan, dan Tesis dari artikel yang akan kita buat.
Contoh:
Tema
|
:
|
Humor dalam Program Experiential
Learning
|
Tujuan
|
:
|
Menjelaskan bahwa unsur humor bisa
menunjang keberhasilan program experiential learning
|
Tesis
|
:
|
Penggunaan humor yang terukur dan
tulus dapat mencairkan suasana, sehingga program experiential learning bisa
berlangsung lebih lancar
|
Hmm…
bilamana teman-teman masih kesulitan untuk menyinkronkan tiga hal tadi, wajar;
yang penting setelah direnung-renung secukupnya, definitifkan dalam tulisan.
Bahwa
setelah proses menulis nanti ada pengembangan/ penyesuaian di sana sini, itu
juga masih wajar selama makin meningkatkan kualitas dan kemanfaatan artikel
secara keseluruhan.
Silakan
forum WA digunakan untuk berbagi tema/ komentar tentang penugasan ini, yang
penting, paling lambat Hari Sabtu 16 Mei 2020 pukul 08.08 pagi di grup WA sudah
tersaji (rumusan akhir) Tema, Tujuan, dan Tesis Artikel dari tiap peserta
mentoring.
Selamat
bermain;
Info lebih lanjut bisa via 0812 2680 2639
Tidak ada komentar:
Posting Komentar