Salam jumpa adik angkatan baru Writing Camp II,
apa kabar? Semoga seru suasana campnya ya, seperti camp kami dulu juga asyik.
Camp ke II ini makin rame ya, semoga prosentase yang lolos juga makin bagus
daripada yang kemarin. Nah ini kami kakak angkatan mau kasih sedikit bocoran
tentang gambaran tugas akhir camp kedua ini, maksudnya supaya ada persiapan
gitu. Namun ya karena informasinya kakak dapat dari berbagai sumber yang kadang
nggak jelas, kadang kabur, kadang pake asumsi, ya mohon nanti dimaklumi kalo
akurasinya tidak tepat 100% ya. Ini sih tentang konteks artikel yang akan
ditulis oleh peserta camp kedua, tapi ingat ya, ini baru desas-desus lho.
Asosiasi Experiential Learning
Indonesia (AELI) adalah wadah bagi pengguna metode pembelajaran “berbasis pengalaman” (Experiential Learning)
baik perorangan maupun lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, dan
pengguna metode EL yang bertanggung jawab terhadap pengembangan manusia
Indonesia. AELI yang didirikan 13 tahun lalu ini punya
komitmen untuk selalu meneliti, menganalisa, dan mengembangkan penerapan metode EL di Indonesia agar
dapat menjadi metode pembelajaran yang efektif untuk peningkatan kualitas
masyarakat Indonesia.
Visi dan misinya keren lho, yakni:
Visi
Menjadi Wadah dan/atau Mitra yang berkualitas bagi seluruh pengguna metode “Pembelajaran Berbasis Pengalaman di Indonesia, serta bertangungjawab terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Menjadi Wadah dan/atau Mitra yang berkualitas bagi seluruh pengguna metode “Pembelajaran Berbasis Pengalaman di Indonesia, serta bertangungjawab terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Misi
- Meningkatkan kualitas “Pembelajaran
Berbasis Pengalaman”
sehingga menjadi metode pembelajaran yang efektif dan
diakui di Indonesia.
- Meningkatkan kualitas pengguna
metode “Pembelajaran Berbasis
Pengalaman” yang
bertanggung jawab terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia. - Memasyarakatkan “Pembelajaran
Berbasis Pengalaman” kepada
masyarakat Indonesia.
Penetapan diri menjadi asosiasi
berbasis keilmuan membawa konsekuensi keilmuan tersendiri bagi AELI. Salah satu tantangan
yang terbentang adalah minimnya referensi experiential learning yang
bercitarasa Indonesia. Maksudnya; harus diakui bahwa metode experiential learning ini “terbawa”
masuk ke Indonesia dan menjadi populer karena eksistensi Outward Bound
Indonesia yang bibitnya berasal dari Inggris sana. Berbagai referensi, teori,
ataupun literatur lain diimpor dari luar negeri, tentunya dalam bahasa asing.
Belum banyak referensi
tertulis tentang experiential learning dalam bahasa Indonesia, baik secara
keilmuan maupun praktik di lapangan yang diketahui, bahkan dimiliki oleh AELI.
Memang sudah ada beberapa artikel, buku, naskah akademik, materi workshop/
seminar yang beredar, namun belum bisa dikatakan memadahi untuk dikoleksi oleh
asosiasi sekaliber AELI. Upaya asosiasi untuk secara mandiri membuat buku
referensi tentang experiential learning pun masih terus diupayakan dengan
segala dinamikanya.
Nah, kami para kakak
angkatan yang kepo ini dengar desas-desus dalam desahan bahwa salah satu tujuan
Writing Camp II ini, selain memfasilitasi para pesertanya untuk bisa berlatih
menalarkan kata dan kalimat, juga untuk mendapatkan referensi tentang experiential learning yang bercitarasa
Indonesia. Maksudnya gini ya adik angkatan. Dulu final project kami itu kan bikin ebook untuk dijadikan kado ulang tahun asosiasi, sekarang kayaknya,
konon kabarnya, final projectnya itu
bikin semacam kumpulan artikel yang lebih komprehensif tentang experiential
learning.
Dulu saat camp pertama
dengan peserta kami-kami ini yang masih unyu-unyu, tema artikel boleh pilih
sendiri; itupun kami kembang kempis menyelesaikannya. Di camp II ini kabar
burungnya, tema artikel sudah ditentukan oleh tim mentor yang menamakan dirinya
“Temenan,” nama yang antik. Tapi memang sih Mas Agus mentor kita itu orangnya
rada gimana gitu, susah ditebak. Dia kadang-kadang kejam dan tegaan juga lho,
dulu ada teman kami yang nggak ngerjain games dengan santainya dikeluarkan dari
camp, emang sih sebelumnya sudah diperingati dulu. Sekarang enak ya, mentornya
ada 3, ditambah Mas Agus Supriyo yang pernah nulis buku games, serta Mas Gigih
sang pujangga yang suka nulis artikel di website AELI. Jadi seru deh pasti
prosesnya. Eh, kok kita malah ngomongin para mentor sih, baik ke topik yuk.
Jadi nanti di suatu pos
ada games yang materinya ngambil dari aktivitas dan games di Pos-pos
sebelumnya; semacam ulangan gitu. Peserta akan dapat poin usai ngerjain games,
lalu dibuat ranking. Isunya nih, peserta yang ranking paling atas boleh milih
topik tulisan yang sudah disiapkan, disusul rangking di bawahnya milih topik
yang lain, dan seterusnya sampai semua topik terbagi. Kabarnya sih, tiap topik
atau tema hanya akan ditulis oleh 2 orang, maksudnya itu ya temanya saja sama,
tapi artikelnya tentu beda-beda dong.
Salah satu teman kawan
adik ipar saudara sepupu sahabat kakak angkatan juga kasih info kalo nanti ada
10 tema yang disiapkan, yaitu:
- Merencanakan Kegiatan
Program Rekreasi,
- Merencanakan Kegiatan
Program Pembelajaran,
- Mengatur Sumber Daya
Program,
- Melaksanakan Pemanduan
Kegiatan Rekreasi,
- Melaksanakan Pemanduan
Kegiatan Pembelajaran,
- Melakukan Pemanduan
Kegiatan Tali Rendah,
- Melakukan Pemanduan
Kegiatan Tali Tinggi,
- Menganalisa Resiko
dalam Kegiatan,
- Menolong Korban, dan
- Experiential Learning dalam Norma Baru
Trus bagaimana jika ada
peserta yang kebagian tema yang nggak diakrabinya? Mungkin itu jadi pertanyaan
adik angkatan, terutama yang skor gamesnya kecil. Bisa jadi nanti ada peserta yang
sebenernya sudah sangat lihai di bidang tertentu, tetapi ternyata karena dapat
urutan buncit, maka kesisaan tema yang kurang familiar. Wah kalo itu kami dari
alumni nggak tahu persis gimana nanti ceritanya, belum ada bocoran kayaknya.
Tapi yakinlah, tim Temenan pasti sudah mengantisipasi hal-hal semacam itu, yang
penting kalian itu enjoy saja ngikuti proses. Mirip-mirip kalo program
experiential learning gitu, suka nyeburin peserta dalam kondisi yang tidak
nyaman kan? Nah rasain itu besok, he he he… eh hanya becanda ini. Tapi
yakinlah, nggak usah terlalu dipikirin sekarang, toh masih kabar burung ini,
burung siapa juga nggak jelas.
Target |
Nah, kalo info ini rada
valid lho. Demi memuluskan target camp dalammendapatkan referensi tulisan yang
berbobot dari para peserta, maka Temenan memang menyiapkan sungguh
materi-materi kebahasaan sebelum kalian bener-bener mulai nulis artikel. Pasti
mereka sudah atur itu sedemikian rupa dengan latar belakang peserta yang
beragam. Angkatan kalian keren-keren lho; pendiri AELI saja ada 3 orang yang
ikut, trus ketua umum asosiasi pun ikutan juga. Belum lagi teman-teman
fasilitator lain yang pengalamannya juga bejibun; asyik deh pokoknya.
Eh, sudah ya, cukup
bocoran dari kami para kakak angkatan tentang konteks penulisan artikel pada
Camp II ini. Sekali lagi ini baru desas-desus ya, percaya boleh, nggak percaya
ya kebangeten, he he he… pokoknya ikuti saja prosesnya pos demi pos dengan
semangat yang asyik; santai tapi serius.
Selamat melanjutkan
proses,
Salam menulis dari kami
kakak angkatan yang kepo.
PALU ERICA
Persatuan Alumnus Experiential
Writing Camp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar