Yuk membelajarkan diri melalui pengalaman asyik Outbound/ penjelajahan asyik.


Mengelola Outbound di Desa Wisata



Catatan ini merupakan ringkasan materi yang saya sampaikan ketika menjadi narasumber pada “Bimbingan Teknis Pembentukan Perkuatan Kelompok Sadar Wisata Jawa Tengah 2018” yang diadakan di 3 tempat, yaitu:
  1. Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal,
  2. Desa Rembul, Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal, dan
  3. Desa Kembang Langit, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang

Seaslinya, format tulisan ini adalah slide powerpoint, namun kemudian saya kata-katain demi bisa masuk dan enak dibaca di blog ini. Inti alias sari catatan ini adalah sbb:
Keberlangsungan geliat wisata di suatu Desa Wisata tergantung dari 3 hal yang saling terkait, yaitu: yaitu:
  1. Regulasi Pemerintah,
  2. Tren Kepariwisataan,  dan
  3. Ikhtiar warga desa/ Kelompok sadar wisata.
Tiga hal tersebut harus terus diselami dan diperjuangkan jika ingin selalu ada perkembangan (wisata) di desa tersebut. Idealnya, suatu desa memlokamirkan diri menjadi “Desa Wisata” ketika memunyai beberapa hal yang menjadi penyebab wisatawan tertarik mengunjunginya, semisal karena keindahan/ potensi alam, sejarah, budaya, atau keunikan/kearifan lokal yang lain. Pun daya tarik wisata masih dirasa kurang, tak perlu lah berkecil hati karena sebenarnya unsur “Ikhtiar Warga” bisa (dengan kerja keras dan cerdas) mengupayakan “Tren Kepariwisataan” baru di sana.
Outbound-yang memunyai 4 kategori yaitu: Rekreasi, Edukasi, Pengembangan, dan Terapi,- merupakan salah satu tren yang bisa diupayakan (dengan serius) guna menarik orang mengunjungi suatu desa/ lokasi wisata. 3 jenis alternatif usaha outbound yang bisa dikembangkan di desa wisata adalah:
  1. Menjadi pemilik/ pengelola lokasi outbound,
  2. Menjadi provider/ Event Organizer program outbound, atau
  3. Menjadi fasilitator/ instruktur/ pemandu outbound.

Usaha utama pengelola lokasi outbound adalah menyewakan tempat. Usaha utama provider adalah “menjual” program. Sedangkan usaha pokok seorang fasilitator adalah “menjual” kompetensi dalam bidang kependampingan outbound. Apapun pilihan atau kombinasi usaha outbound tadi harus digeluti secara serius karena semua ada ilmunya.
Seorang fasilitator outbound harus selalu meningkatkan kompetensi, dan disarankan sampai mengantongi sertifikat fasilitator experiential learning yang dikeluarkan oleh negara. 3 hal yang disarankan adalah terus belajar, praktik, dan berjejaring dengan menjadi anggota Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI)


Yuk kita segerai menikmati,  outbound di Desa Wisata.... melalui slide-slide berikut:







Yang penasaran, blog saya ya ini yang sedang dibuka, atau yang kakaknya ini dia
Kanal youtube saya yang berisi sekian puluh video permainan adalah yang ini










 Mau nonton materi yang ini? bolehlah klik klik di sini









 Nah, film yang ini ada di sini

 Penasaran apa saja kompetensi lebih kompletnya, langsung "nikmati" di sini yaa...

Ya... cukup sampai di sini.
Saya mau berangkat ngisi materi di Desa Kembang Langit, Blado, Kabupaten Batang Jawa Tengah...
Penasaran kayong apa sih keasyikanne... da da .....



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar