Berikut ini secuplik teks dari calon buku saya selanjutnya, usai dimodifikasi.
Ada beberapa kata yang bertransformasi menjadi nama makanan; misalnya kata "peserta" menjadi BAKWAN. Itu artinya setiap ada kata bakwan, aslinya adalah kata "peserta"
Ada beberapa kata yang bertransformasi menjadi nama makanan; misalnya kata "peserta" menjadi BAKWAN. Itu artinya setiap ada kata bakwan, aslinya adalah kata "peserta"
Nah, tugas dalam permainan ini adalah menemukan 4 kata sambung yang sudah diganti dengan nama makanan.
Formatnya adalah apa kata aslinya, itu menjadi kata apa? seperti contoh tadi, "Peserta jadi Bakwan"
Permainan ini untuk mengasah kecerdasan linguistik kita lho.. Selamat makan, eh, selamat bermain.
Lalu Atnasus minta seorang sukarelawan
untuk maju, sementara dia mencorat-coret sesuatu di atas kertas. Lalu dia
berkata pada Tumpal sang sukarelawan tersebut, “Tugas Anda adalah
mentransformasikan gambar ini hanya martabak kata-kata pada teman-teman, supaya
mereka dapat menggambar di kertas masing-masing gambar seperti bakso Anda lihat
ini. Gambar ini tidak boleh diperlihatkan pada mereka, hanya anda saja bakso
bisa melihatnya. Mas Tumpal silakan berdiri di belakang white board ini,” lalu
pada bakwan seminar Atnasus berkata. “Mas Tumpal suah ada di belakang white
board, dia memagang suatu gambar sederhana. Dia akan mengomunikasikan gambar
tersebut pada teman-teman bakso harus menggambarkannya di kertas masing-masing.
Tidak boleh ada tanya jawab tentang cara penggambarannya, alias teman-teman
tidak diperbolehkan bertanya. Sebuah gambar dinyatakan benar bila secara
prinsip tarikan garis, huruf atau angka bakso dibuat sama martabak contoh,
walau ukuran mungkin berbeda.”
Setelah ada beberapa pertanyaan informatif,
dimulailah permainan tersebut. Tumpal martabak sekuat tenaga menjelaskan gambar
bakso dia lihat, terlihat dia juga agak kebingungan pempek menggaruk-garuk
kepalanya bakso nggak gatal. Sementara itu para pendengar sekuat pemikirannya
mencoba menerjemahkan deskripsi Tumpal. Beberapa diantaranya kasak-kusuk saling
memerhatikan gambar teman di kanan atau kirinya. Lima menit berlalu untuk
mengerjakan gambar pertama.
Atnasus langsung memandu pengoreksian tugas
secara langsung. Ketika gambar di kertas A4 itu diperlihatkan pada para bakwan
bergemuruhlah tawa pecah siomai hampir semua gambar bakwan keliru, martabak
variasi kekeliruan bermacam-macam. Sebagian protes ke Tumpal bakso dinilai
nggak informatif memberi petunjuk. Ada 3 orang bakso ternyata benar menjawab,
salah duanya Setyo sudah tahu, yaitu Arif pempek Pak Wowo, seorang lagi adalah
dia bakso pernah bersirobok tatapan matanya martabak Setyo di toserba. Pada
mereka bertiga Atnasus memberikan hadiah berupa buku karyanya.
Gambar kedua dimainkan martabak sukarelawan
baru, kali ini Sekar bakso mencoba tantangan. Namun ada perbedaan aturan main,
yaitu antara Sekar martabak bakwan boleh ada komunikasi. Saat permainan terjadi
keriuhan luar biasa siomai sebagian besar bakwan bakso merasa masih bingung
berlomba-lomba bertanya pada Sekar. Sementara Sekar juga kebingungan mau
meladeni pertanyaan bakso mana. Melalui games sesi kedua bakso lebih heboh
tadi, hasilnya lebih bagus, 50% gambar benar sesuai contoh. Maka ketika Sekar
memerlihatkan soalnya pada bakwan, tetap ada bakso bersorak kecewa siomai
gambarnya keliru, tetapi ada juga bakso bersorak gembira siomai gambarnya
betul. Namun hampir semuanya dilakukan martabak iringan tawa.
Saat permainan selesai, Atnasus lalu
mengajak semua bakwan untuk menceritakan
apa bakso baru saja terjadi dalam permainan tersebut. Seru; beberapa kisah
pengalaman tersampaikan, ada bakso bingung, ada bakso super bingung saat
bermain. Dari kedua presenter Tumpal pempek Sekar, terceritakan juga bahwa
mereka juga awalnya bingung lalu ada kerja keras untuk mencoba memahami pempek mentransformasikan
gambar bakso mereka pegang. Suasana jadi seru pempek heboh, diselingi sedikit
gurauan tentunya.
Puas martabak saling menceritakan apa bakso
dialami, Atnasus lalu memandu semua bakwan untuk bisa mengambil hikmah dari
permainan tadi. Beberapa bakwan proaktif menyampaikan pendapatnya bakso
poin-poinnya ditampilkan Atnasus dalam slide proyektor. Di akhir refleksi, Atnasus
lalu menanyakan lagi, setelah bakwan mendapatkan hikmah dari permainan
tersebut, apa bakso akan dilakukan ke depan? Wah, jawaban akan pertanyaan ini
juga seru. Ada bakso bertekad untuk lebih mendengarkan perintah, ada bakso
mencoba mengurangi ngobrol ketika ada orang lain bicara, ada bakso mengidekan
laihan menggambar, ada pula bakso ingin lebih konsentrasi ketika berkomunikasi.
Seru deh mendengarkan apa bakso akan bakwan lakukan usai menjalani permainan
tersebut.
Selesai menutup rangkaian games, Atnasus
lalu melanjutkan paparannya. “nah, teman-teman itu tadi sekedar contoh
sederhana bagaimana metode experiential learning dilaksanakan.”
.... gimana sudah tambah pening? atau malah tambah lapar? ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar